Kawah Candradimuka untuk Rakyat Miskin
Kawah
Candradimuka untuk Rakyat Miskin
Antonius Siwi DJ
Pemerintah
Indonesia pada akhirnya mengambil jalan untuk mencabut subsidi BBM dengan cara
menaikkan harga sehingga dapat menyelamatkan perekonomian makro negara. Sebagai
obat bius untuk ngeneng-enengi[1] rakyat, maka diberikanlah BLSM
(Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) sebagai bentuk kompensasi kenaikan
harga BBM.
Bagi rakyat golongan menengah ke atas
yang pro-ekonomi, kebijakan ini tidak terlalu bermasalah karena toh mereka tetap
bisa hidup dengan upah mereka yang besar, biarpun harga BBM naik. Namun, bagi
rakyat miskin, kenaikan harga BBM dan pemberian BLSM hanya akan menjadi seperti kawah Candradimuka. Kawah Candradimuka adalah tempat
jabang bayi Tutuka, anak Bima, pernah digembleng oleh Batara Empu Anggajali,
sehingga bayi itu tampil sebagai ksatria perkasa bernama Gatotkaca dalam cerita
pewayangan.[2] Dengan kata lain, rakyat
kecil seolah-olah harus mengalami kesakitan kawah Candradimuka terlebih dahulu
untuk selanjutnya merasa biasa dengan penderitaan dan sejenisnya.
Indra Tranggono dalam artikel “Balsem” untuk Rakyat Miskin (Kompas, 6
Juli 2013) mengatakan bahwa saat ini membicarakan penderitaan rakyat miskin
dianggap tidak relevan berdasarkan hitungan matematika ekonomi liberal. Dengan
demikian, secara tidak langsung pemerintah memaksa rakyat miskin untuk nrima ing pandum[4]. Akibatnya, rakyat miskin akan semakin powerless dan hanya bisa memandangi kekuatan besar pemerintah mencekik kekuatan
kecil mereka. Pada akhirnya, rakyat miskinlah yang akan menjadi korban
kebijakan ini dan mereka hanya bisa ngelus
dada[5], sambil meratapi pemerintah yang
barangkali harus selalu kejam mengajari rakyat untuk kuat dengan menceburkannya
dalam kawah Candradimuka.
Commentaires
Enregistrer un commentaire